Potensikelautan belum didayagunakan secara optimal. 15. Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam yang berpihak pada masyarakat dan memperhatikan pelestarian hutan; (b) Penegakan hukum bagi pihak yang merusak sumber daya alam dan lingkungan hidup;Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dan lembaga internasional dalam Tabel2. Rincian Aset pada LKPP Audited Tahun 2019. Apabila klasifikasi Aset pada LKPP tersebut di atas dikaitkan dengan tipe Asset Class sebagaimana tabel 1 di atas, maka dapat diketahui bahwa Pemerintah telah memiliki Asset Class sebagai berikut yaitu Kas, Properti (Real Estate) dan Ekuitas.Dan apabila dikhususkan pada kekayaan negara yang menjadi domain DJKN maka Asset Class yang dikelola Asetproduksi berupa 8 (delapan) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) seluas+ 616.532 hektar dan potensi produksi kayu bulat sebanyak +350.000 m3 per tahun, 3 (tiga) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) seluas+ 73.316 hektar, dan 3 (tiga) Industri Pengolahan Kayu dengan produk utama Wisatawanbisa merasakan panorama seluruh wilayah desa tugu selatan dan sekitarnya. Curug Kembar. Curug kembar salah satu destinasi yang berada di desa wisata batulayang. Stuktur dari bentuk air terjun yang unik serta alam yang indah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata batulayang. Camping Ground Pemanfaatanpotensi sumber daya alam laut dapat memberikan kontribusi bagi. A. kesengsaraan bangsa B. kemiskinan rakyat C. kesejahteraan bangsa D. kerusakan alam . Latihan Soal Online - Semua Soal 3r3E9. Ilustrasi 5 Upaya Pemanfaatan Laut dalam Meningkatkan Perekonomian Foto UnsplashNegara maritim adalah negara yang memiliki wilayah laut lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Umumnya, negara maritim berbentuk kepulauan, seperti Indonesia yang memiliki belasan ribu buku Mengelola Laut untuk Kesejahteraan Rakyat karya Sri Puryono 2016, keseluruhan luas Indonesia adalah 7,81 juta km2, terbagi atas wilayah perairan seluas km2 dan km2 daratan. Sementara itu, panjang garis pantai Indonesia mencapai km. Ini menjadi garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah perairan Nusantara yang luas menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang besar pula. Apabila dimanfaatkan dengan baik, sumber daya kelautan ini dapat mendongkrak perekonomian bagaimana cara memanfaatkan laut untuk meningkatkan perkonomian negara? Simak penjelasannya berikut ini!Ilustrasi 5 Upaya Pemanfaatan Laut dalam Meningkatkan Perekonomian Foto Unsplash5 Upaya Pemanfaatan Laut dalam Meningkatkan Perekonomian1. Mengembangkan Teknik Penangkapan IkanPenggunaan pukat harimau dan bom dalam penangkapan ikan dapat mengancam habitat laut. Mengutip buku Panduan Belajar dan Evaluasi IPA karya Neti Lim, dkk., pukat harimau adalah jaring ikan dengan lubang-lubang berukuran kecil yang dapat menangkap ikan-ikan kecil. Sementara itu, bom menjadi metode penangkapan ikan yang dapat memusnahkan ikan hingga makhluk hidup di sekitarnya. Dalam hal ini, pemerintah harus membuat peraturan tegas untuk penangkap ikan ilegal yang menggunakan pukat harimau, bom, atau metode berbahaya lainnya. Pemerintah juga harus memberikan solusi kepada nelayan dengan cara mengembangkan teknik penangkapan ikan, sehingga mereka dapat memanfaatkan sumber daya laut tanpa merusak pariwisata memegang peranan penting sebagai salah satu sumber penerimaan devisa yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Karenanya, pemerintah sebaiknya berupaya lebih untuk mengelola daerah yang memiliki potensi sebagai destinasi 5 Upaya Pemanfaatan Laut dalam Meningkatkan Perekonomian Foto Unsplash3. Membudidayakan Kerang dan Hasil Laut LainnyaMengutip buku Pasti Bisa Geografi untuk SMA/MA Kelas XI tulisan Tim Ganesha Operation, sumber daya perikanan laut menjadi salah satu potensi sumber daya laut paling besar di Indonesia. Selain ikan, para nelayan juga bisa membudidayakan hasil laut lain, seperti kerang, udang, rumput laut, kepiting, dan lain Pengembangan Industri GaramIndustri garam menjadi memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian Tanah Air. Apalagi, Indonesia memiliki wilayah laut luas dan iklim tropis yang dapat mempercepat proses produksi Pengembangan Industri Wisata Bawah LautWisata bawah laut dapat dikembangkan sebagai spot diving bagi para wisatawan yang ingin menilik keindahan bawah laut Nusantara. Kendati demikian, pengembangan industri wisata bawah laut harus diikuti dengan komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan bawah Upaya Pemanfaatan Laut dalam Meningkatkan Perekonomian?Apa Saja Sumber Daya Laut Nusantara yang Bisa Dibudidayakan? Mengapa Pengelolaan Pariwisata Dapat Meningkatkan Perekonomian? Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar diantaranya dikelilingi lautan yang lebih luas dibandingkan daratannya. Jasa Kelautan dapat diartikan sebagai semua potensi yang bisa dimanfaatkan dari adanya laut maupun dari laut itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meski demikian, sebagai negara maritim, Indonesia masih rendah dalam memanfaatkan kekayaan laut sebagai sumber pendapatan negaranya. Tercatat, di tahun 2020 saja hanya baru 10 persen kekayaan laut yang dimanfaatkan dan mirisnya, itu pun belum maksimal pemanfaatannya. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut dan pesisir. Hal ini terlihat dari sebagian besar kerajaan nusantara yang memiliki armada laut yang besar dan pusat pengembangan ekonomi dan peradaban di daerah pesisir. Mulai dari masa kerajaan Hindu/Budha seperti Majapahit, kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, hingga masa kolonial Belanda dengan Batavia sebagai pusatnya. Sampai saat ini, Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan serta instansi dan lembaga terkait lainnya yang bergerak di bidang perairan dan laut yang masih terus berupaya mengembangkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya laut dengan tetap memegang prinsip keberlanjutan. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil pemanfaatan kakayaan laut Indonesia untuk kesejahteraan rakyat. Jenis-Jenis Potensi Potensi sumber daya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil itu sendiri sangat luas meliputi bidang ekonomi, teknologi, ekologis dan lingkungan, pertahanan dan keamanan, serta pendidikan dan penelitian. Kegiatan pemanfaatan potensinya juga cukup beragam, mulai dari perikanan tangkap dan budidaya, industri manufaktur, teknologi, wisata, pertambangan dan mineral, transportasi, farmasi, kosmetik, benda-benda berharga, hingga bangunan atau konstruksi laut dan pantai. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, disebutkan bahwa sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil adalah sumber daya hayati, sumber daya nonhayati; sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan. Sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan biota laut lain. Sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut. Sumber daya buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan. Sedangkan jasa-jasa lingkungan meliputi keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir. Baca juga Potensi Kekayaan Air di Indonesia Kementerian Perikanan dan Kelautan KKP RI mencatat luas perairan laut Indonesia mencapai 5,8 juta kilometer persegi. Terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta kilometer persegi, luas perairan kepulauan 2,95 juta kilometer persegi, dan luas Zona Ekonomi Eksklusif ZEE 2,55 juta kilometer persegi. Didalamnya melingkupi keanekaragaman kekayaan laut Indonesia dengan keanekaragaman hayati biota laut yang mencapai spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang. Angka tersebut menunjukan Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia marine mega-biodiversity. Secara umum, berikut 7 potensi kekayaan laut dapat dimanfaatkan manusia, antara lain adalah Potensi Perikanan Tangkap Sumber daya yang dapat diperbarui merupakan sumber daya yang memiliki kemampuan pemulihan alami. Sehingga jumlahnya dapat diperbarui asal tidak diambil ekstraksi diluar kemampuannya. Sumberdaya ini meliputi perikanan tangkap, budidaya payau dan laut, bioteknologi dan biofarmakologi. Potensi perikanan tangkap di Indonesia meliputi ikan pelagis besar dan kecil, ikan demersal, ikan karang konsumsi, udang, lobster, cumi-cumi dan ikan lainnya. Potensi budidaya di Indonesia, baik pantai/payau/tambak maupun laut didukung dengan adanya kondisi pantai yang landai. Komoditas yang dikembangkan meliputi ikan bandeng, udang windu, rumput laut, kerang-kerangan, kerapu, kakap, baronang dan lainnya. Potensi Bio Teknologi/Biofarmakologi Adapun potensi berbasis bioteknologi dan/atau biofarmakologi merupakan potensi pemanfaatan sumberdaya hayati untuk keperluan makanan sehat, farmasi, kosmetik, dan lain sebagainya. Pemanfaatannya melalui pengambilan senyawa bioaktif squalance, omega-3, phycocolloids, biopolymers dari mikroorganisme, invertebrata, alga, ikan ataupun bahan organik lainnya. Potensi Pemanfaatan Garam Seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan biota laut tidak hanya sebagai sumber makanan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi seperti tumor, anti cancer, antibiotik, bidang pertanian fungisida, pestisida, industri kosmetik dan makanan zat pewarna alami. Pemanfaatan garam sebagai media pengobatan dan kecantikan seperti spa juga termasuk dalam potensi bioteknologi/ biofarmakologi. Pemanfaatan potensi ini sangat besar dan memiliki pasar yang luas. Potensi Sumber Daya Mineral dan Tambang Sumber daya yang tidak dapat diperbarui adalah jenis-jenis sumber daya yang tidak mampu pulih secara alami, sehingga ketika jumlahnya habis, maka tidak dapat diganti. Sumber daya ini umumnya berupa bahan mineral dan tambang, seperti minyak bumi, gas alam, bauksit, timah, bijih besi, pasir laut dan lainnya. Potensi Energi Kelautan Energi kelautan termasuk potensi non hayati yang dapat diperbarui sebagai sumber energi terbarukan non-konvensional. Potensi energi yang dapat dikembangkan antara lain konversi energi panas laut ocean thermal energy conversion, konversi energi perbedaan salinitas, energi gelombang pasang surut dan arus, dan angin. Isu akan adanya krisis energi dari bahan bakar minyak menyebabkan potensi energi kelautan menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Terutama di Indonesia yang memiliki potensi besar namun masih sangat kecil pengembangan upaya pemanfaatannya. Potensi Jasa Pariwisata Potensi jasa lingkungan pada dasarnya merupakan potensi dari adanya laut itu sendiri, contohnya adalah pariwisata dan transportasi. Potensi wisata berbasis laut atau wisata bahari menjadi komoditas yang mendunia. Inti dari pengelolaan pembangunan wisata bahari adalah dengan mengembangkan dan memanfaatkan objek wisata, baik alam maupun buatan, yang terdapat di pesisir dan lautan. Objek tersebut antara lain berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan ikan hias, bangunan dan struktur pantai, serta sosial budaya masyarakat pesisir. Potensi lainnya yang masih perlu dimanfaatkan secara optimal adalah jasa transportasi atau perhubungan laut, penanaman kabel bawah laut, serta bangunan dan konstruksi laut. Potensi Jasa Transportasi Indonesia telah memberlakukan transportasi cepat, atau dikenal dengan Toll laut, hal ini diupayakan untuk mempercepat jalur distribusi yang cepat dan merata ke seluruh negeri. Teritotial yang luas sangat memungkinkan bagi Indonesia untukmemiliki jalur distribusi atau pelayaran nasional dan Internasional untuk melintasi Indonesia sebagai jalur perdagangan emas. Pemanfaatan jalur perdagangan dunia sangat memungkinkan melewati Indonesia, sehingga pemanfaatan secara maksimal potensi laut Indonesia dapat dimaksimalkan. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related Topicshari lautkekayaan lautkekayaan laut Indonesiapotensi kekayaan laut Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTANEsti Dwi Sasmita, Marcel Fitricia Indah, Riza Fitriani Putri, Serli Novita SaraDapartemen Pendidikan Luar SekolahUniversitas Negeri PadangABSTRAKArtikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pengembangan potensi sumber daya alam dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Dengan menerapkan pendekatan yang bijaksana dalam pengelolaan sumber daya alam, kita dapat mencapai keberlanjutan jangka panjang dalam pemanfaatan sumber daya alam yang berharga ini. Melalui upaya bersama antara berbagai pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi saat ini dan Kunci Potensi Sumber Daya Alam, Pembangunan Berkelanjutan PENDAHULUANPengembangan potensi sumber daya alam memainkan peran penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sumber daya alam yang meliputi tanah, air, mineral, energi, dan keanekaragaman hayati adalah aset berharga yang dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat. Pembangunan berkelanjutan adalah pendekatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampian generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam konteks ini, pengembangan potensi sumber daya alam harus dilakukan secara bijaksana, dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan alam dan kesejahteraan satu aspek penting dalam pengembangan potensi sumber daya alam adalah pengelolaan yang berkelanjutan. Ini melibatkan penggunaan sumber daya alam dengan cara yang tidak melebihi kapasitas regeneratifnya, menjaga kualitas lingkungan, dan mempertahankan ekosistem yang sehat. Dengan mengadopsi praktik pengelolaan yang berkelanjutan, potensi sumber daya alam dapat dimaksimalkan tanpa mengorbankan keberlanjutan jangka panjang. Pengembangan potensi sumber daya alam juga dapat membantu dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. Misalnya, pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim. Pemanfaatan sumber daya air secara efisien dan berkelanjutan dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan menjaga keseimbangan ekosistem itu, pengembangan potensi sumber daya alam juga dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Sebagai contoh, eksploitasi mineral yang bertanggung jawab dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memastikan bahwa manfaat ini didistribusikan secara adil dan tidak merugikan masyarakat lokal atau merusak lingkungan. Dalam mengembangkan potensi sumber daya alam, penting untuk mempertimbangkan aspek-aspek seperti partisipasi masyarakat lokal, pengawasan yang efektif, penegakan hukum yang kuat, dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dalam beberapa kasus, mekanisme seperti sertifikasi lingkungan atau izin penggunaan sumber daya dapat digunakan untuk memastikan praktik pengelolaan yang keseluruhan, pengembangan potensi sumber daya alam dapat menjadi pendorong utama pembangunan berkelanjutan. Dengan mengelola sumber daya alam dengan bijaksana, mengurangi dampak negatif, dan memaksimalkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi saat ini METODEPenelitian ini menggunakan penelitian metode deskritif kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian berupaya untuk memahami strategi pemberdayaan masyarakat. Teknik Pengumpulan data menggunalkan interview wawancara, observasi dan PEMBAHASANPengembangan potensi sumber daya alam merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sumber daya alam adalah aset yang tidak dapat diperbaharui, sehingga perlu dikelola dengan baik dan bijaksana agar dapat terus dimanfaatkan oleh generasi yang akan konteks pembangunan berkelanjutan, pengembangan potensi sumber daya alam harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yakni memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dalam hal ini, pengembangan potensi sumber daya alam harus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan serta tidak membahayakan keberlangsungan hidup potensi sumber daya alam juga harus dilakukan dengan memperhatikan aspek konservasi dan pemanfaatan yang ramah lingkungan. Pengembangan yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar sumber daya alam itu, pengembangan potensi sumber daya alam juga harus dilakukan dengan memperhatikan pemerataan pembangunan. Hal ini berkaitan dengan distribusi manfaat yang seimbang antara daerah yang memiliki potensi sumber daya alam dengan daerah yang tidak memiliki potensi sumber daya alam. Oleh karena itu, perlu dilakukan program-program pembangunan yang dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang kurang hal ini, pemerintah harus memainkan peran yang penting dalam memastikan pengembangan potensi sumber daya alam berjalan sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pemerintah harus mampu mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya alam sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan rangka mewujudkan pengembangan potensi sumber daya alam yang berkelanjutan, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Kerjasama ini akan mendorong pengembangan potensi sumber daya alam yang lebih efektif dan efisien serta berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Dalam hal ini, pihak swasta perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam melaksanakan kegiatan keseluruhan, pengembangan potensi sumber daya alam harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pengembangan yang dilakukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan akan membawa dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang lebih serius agar potensi sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan potensi sumber daya alam harus dilakukan dengan cara yang bijak dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi yang tepat dan efisien dapat membantu memanfaatkan sumber daya alam dengan baik dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, diperlukan juga penyusunan kebijakan yang baik dan efektif untuk mengatur pengelolaan sumber daya alam potensi sumber daya alam harus dilakukan secara adil dan merata, sehingga seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Dalam hal ini, peran pemerintah sebagai regulator dan penegak hukum harus ditingkatkan agar pengelolaan sumber daya alam dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prinsip pembangunan demikian, pembangunan yang berkelanjutan dapat tercapai melalui pengembangan potensi sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup manusia, dan memelihara keberlanjutan PUSTAKALubbad, R. 2016. Tinjauan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Pengembangan Sumber Daya Alam. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia, 172, R., & Hadiwidodo, K. 2019. Implementasi Pengembangan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Pada Lingkungan Perhotelan Di Bali. Jurnal Kebijakan Pariwisata Dan Hospitality, 51, W., & Dewi, T. K. 2018. Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Di Kabupaten Grobogan. Jurnal Administrasi Publik Dan Pembangunan, 11, N., & Hadiwidodo, K. 2018. Implementasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan Di Kawasan Pariwisata Pantai Selatan Jawa. Jurnal Kebijakan Pariwisata Dan Hospitality, 42, B. 2018. Pengembangan Sumber Daya Alam Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 32, B. 2017. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Alam Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang, 111, 1-12. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Mayang Shahida Nur Yunita Bisnis Thursday, 07 Jul 2022, 1646 WIB Pertumbuhan ekonomi negara Indonesia di akibat wabah corona virus mengalami penurunan. Perihal tersebut dikarenakan kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB dan lockdown, menjadi salah satu kebijakan yang diterapkan pemerintah. Sehingga, hal itu membuat sejumlah kegiatan perekonomian tidak dapat berjalan dengan lancar. Strategi yang dapat dilakukan dalam pemulihan ekonomi Indonesia di saat pandemi di antaranya adalah memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia. Indonesia adalah negara besar dengan potensi dan peluang ekonomi yang menjanjikan. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang bisa menjadi peluang memajukan memiliki potensi sumber daya alam yang besar, terutama sektor pertanian/ kelautan, kehutanan, dan pertambangan. Indonesia punya potensi ekonomi kelautan yang sangat melimpah. Hal ini didasarkan pada data Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP tahun 2020 memperkirakan potensi ini bisa mencapai US$ 1338 miliar atau Rp19,6 triliun per tahun. Selama ini baru potensi perikanan yang banyak menjadi perhatian dan sasaran eksploitasi karena dekat dengan permukaan laut dan pantai. Bagaimana dengan sumber daya alam yang berada di dasar laut. Sayangnya itu masih banyak yang menjadi misteri dan tanda tanya. Sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang dan lain-lain. Berikut potensi sumber daya laut di Indonesia 1. Perikanan Tangkap dan Perikanan Budi Daya 2. Hutan Mangrove Hutan Bakau 3. Terumbu Karang 4. Pertambangan dan Energi 5. Padang Lamun 6. Pariwisata Bahari Untuk mengembangkan potensi sumber daya laut yang terabaikan adalah latar belakang pembentukan Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan. Tapi, setelah setahun berdiri, upaya tersebut belum membuahkan hasil menggembirakan. Baru-baru ini, Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja mengakui, masih ada sejumlah kendala dalam mengembangkan potensi laut. Di antaranya, aturan hukum yang lemah, minimnya informasi kelautan, serta struktur permodalan yang bisa dimiliki seorang nelayan. Pelaksanaan otonomi daerah Januari tahun depan, justru menambah rumitnya penanganan masalah kelautan. Dengan otonomi daerah masing-masing pemda akan memiliki otoritas terhadap penetapan batas wilayah laut. Selain itu, Undang-undang Otonomi Daerah juga menyebutkan bahwa pemberian izin eksplorasi lepas pantai serta penangkapan ikan dengan kapal berbobot besar, kini tak lagi diberikan pemerintah pusat, melainkan akan menjadi kewenangan daerah propinsi. Kondisi ini dikhawatirkan membuat kapal-kapal asing penangkap ikan kian marak. Bahkan, bisa membuat semakin menjamurnya kegiatan penambangan lepas pantai yang pada akhirnya menguras potensi sumber daya laut tanpa sisa. Guna meminimalkan potensi konflik, sejak dini, Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan telah mengingatkan para pejabat daerah agar konsep pembagian wilayah laut harus dipandang sebagai pengaturan administrasi belaka, bukan sebagai garis yang memisahkan suatu daerah dengan yang lain. Selain itu, menurut Menteri Keuangan Prijadi Praptosuhardjo, struktur permodalan bagi nelayan yang senantiasa menjadi kendala, diharapkan terselesaikan setelah pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kredit. Dalam pelaksanakan prinsip Good Governance, negara merupakan pihak yang paling berperan penting dalam merealisasikan prinsip tersebut. Hal ini disebabkan fungsi regulasi yang memfasilitasi sektor dunia usaha swasta dan masyarakat serta fungsi admisnistratif penyelenggaraan pemerintahaan melekat pada negara pemerintah. Peran pemerintah melalui fungsi regulasi ini sangat penting dalam memfasilitasi berjalannya perikehidupaan kebangsaan secara keseluruhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perwujudan Good Governance lebih tepat bila dimulai dengan membangun landasan penyelenggaraan negara yang baik berpedoman pada hukum dan peraturan perundang-undangan Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir,Pulau-Pulau Kecil dan wilayah laut masyarakat dilibatkan secara luas untuk ikut berpartisipasi mulai dari tahap pengoordinasian perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Prinsip partisipasi masyarakat dalam konteks Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan wilayah laut dapat kita lihat dalam pengaturan keterlibatan masyarakat sebagai syarat dalam penyusunan rencana pengelolaan tersebut. Pemerintah pusat dengan para pelaku usaha perikanan sebagai mitra kerja dapat bekerjasama dalam menegakkan regulasi penjualan ikan agar tertata. Pelaksanaan aturan-aturan pengelolaan perikanan pantai ternyata masih didominasi oleh peranan lembaga adat, pemimpin informal, masyarakat dan lembaga lokal. Faktor-faktor yang menopang dan mempengaruhi keberadaan sistem tradisonal ini adalah kepercayaan dan struktur masyarakat, bentuk peraturan, intensitas dan teknologi penangkapan ikan, struktur pemerintahan desa, dan harga komoditas. Sistem tradisional ini dapat dijadikan dasar bagi pengembangan ko-manajemen perikanan pesisir yang melibatkan masyarakat dan pemerintah Salah satu produk unggulan ekspor yaitu udang diharapkan mengalami kenaikan dengan semakin banyaknya petambak yang membudidayakan udang karena adanya faktor kenaikan harga udang, yaitu untuk jenis vanname Februari ini mencapai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir yaitu mencapai Padahal, di waktu normal harga udang paling berkisaran - Mahalnya harga udang bila dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand menjadi Rp per kg dikarenakan mahalnya harga pakan sehingga biaya produksi pun meningkat. Hal itu disebabkan komponen biaya pakan yang mencapai 50 persen dari total biaya produksi. Komoditas unggulan lainnya yang dimiliki Indonesia adalah ikan tuna thynnos yang hidup di laut dalam khususnya di Perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Makasar, Laut Banda, Laut Maluku, Laut Sulawesi, Laut Arafuru, dan Laut Papua. Potensi produksi tuna di Indonesia hampir mencapai 1,2 juta ton per tahunnya dan nilai ekspor lebih dari 3,5 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2009. Koordinasi dari pemerintah dan kemudahan berinvestasi diharapkan dapat menumbuhkan minat wirausaha dalam bidang budidaya perikanan. Misalnya, kemudahan dalam hal pembiayaan, distribusi hasil produksi, keterjangkauan harga pakan, pengaturan harga ikan agar tidak jatuh. Selain itu pengembangan dibidang perikanan dapat meningkatkan penerimaan dan devisa negara, dengan didukung peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing produk perikanan. ekonomi pemanfaatanpotensikelautan laut potensikelautan Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Bisnis Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. sumber gambar Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar pulau dengan panjang garis pantai kurang lebih km. Di sepanjang garis pantai ini terdapat berbagai potensi sumber daya alam seperti perikanan, perkebunan, pertambangan dsb. Potensi-potensi tersebut perlu dikelola secara terpadu agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Wilayah pesisir secara ekologis merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat dan laut. Ke arah darat meliputi bagian tanah, baik yang kering maupun yang terendam air laut, dan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut seperti pasang surut, ombak dan gelombang serta perembesan air perkembangan wilayah pesisir dan sumberdaya laut di Indonesia pada posisi strategis akan menghasilkan keuntungan ekonomi berupa devisa hasil ekspor. Kontribusi yang demikian akan terus berlangsung, apalagi terdapat berbagai aktivitas masyarakat yang tidak sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lingkungan, seperti kegiatan perikanan tangkap, budidaya perikanan, dan industri pariwisata yang berbagai aktivitasnya hanya mengejar keuntungan ekonomi semata. Berbagai upaya pemanfaatan harus dilakukan secara terencana dan tepat, agar dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan terutama terakomodasinya kesejahteraan masyarakat pesisir. Total potensi lestari dari sumber daya perikanan laut Indonesia diperkirakan mencapai 6,7 juta ton per tahun, masing-masing 4,4 juta ton di perairan teritorial dan perairan nusantara serta 2,3 ton di perairan ZEE sumber Departemen Kelautan dan Perikanan. Sedangkan di kawasan pesisir, selain kaya akan bahan-bahan tambang dan mineral juga berpotensi bagi pengembangan aktivitas industri, pariwisata, pertanian, permukiman, dan lain sebagainya. Seluruh nilai ekonomi potensi sumberdaya pesisir dan laut mencapai 82 milyar dollar AS per tahun. Namun pada kenyataannya, kinerja pembangunan bidang kelautan dan perikanan belumlah optimal, baik ditinjau dari perspektif pendayagunaan potensi yang ada maupun perpektif pembangunan yang berkelanjutan. Ekosistem pesisir dan lautan yang meliputi sekitar 2/3 dari total wilayah teritorial Indonesia dengan kandungan kekayaan alam yang sangat besar, kegiatan ekonominya baru mampu menyumbangkan + 20,06% dari total Produk Domestik Bruto Rohmin 2001 dalam darajati, 2004. Padahal negara-negara lain yang memiliki wilayah dan potensi kelautan yang jauh lebih kecil dari Indonesia seperti Norwegia, Thailand, Philipina, dan Jepang, kegiatan ekonomi kelautannya perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata, perhubungan dan komunikasi, serta industri telah memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap PDB mereka, yaitu berkisar 25-60% per tahun Dahuri et al, 2008. Ini menunjukan bahwa kontribusi kegiatan ekonomi berbasis kelautan masih kecil dibanding dengan potensi dan peranan sumberdaya pesisir dan lautan yang sedemikian besarnya, pencapaian hasil pembangunan berbasis kelautan masih jauh dari ikan secara masif terjadi di seluruh perairan Indonesia. Pemetaan tingkat penangkapan ikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP menunjukkan kebanyakan status eksploitasi ikan demersal, pelagis besar, dan udang telah mencapai titik maksimum. Penangkapan ikan di beberapa wilayah bahkan masuk zona merah karena melebihi ambang batas yang menyebutkan sejak 2011 Menteri Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan keputusan pemanfaatan ikan yang diperbolehkan maximum sustainable yield/MSY sebesar 80% dari potensi lestari. Potensi lestari sendiri merupakan besaran penangkapan ikan yang masih memberi kesempatan bagi ikan untuk melakukan regenerasi sehingga tidak mengurangi 2011 tercatat penangkapan ikan telah melebihi batas, yakni 82%. Angka tersebut belum termasuk tangkapan ilegal yang ditaksir mencapai 25% dari total potensi sehingga akumulasi pemanfaatan ikan mencapai 107%. Kondisi itu menunjukkan penangkapan ikan telah melampaui MSY sehingga berujung pada terancamnya keberlanjutan stok ikan. Padahal Indonesia memiliki potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,7 juta ton per tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ZEEI yang terbagi dalam sembilan wilayah perairan utama Indonesia. Dari seluruh potensi sumber daya tersebut, guna menjaga keberlanjutan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB sebesar 5,12 juta ton per tahun Sekretariat Kabinet, 2016.Volume dan nilai produksi untuk setiap komoditas unggulan perikanan budidaya dari tahun 2010-2014 mengalami kenaikan, terdiri dari 1 Udang mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 14,03%; 2 Kerapu mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 9,61%; 3 Bandeng mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 10,45%; 4 Patin mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 30,73%; 5 Nila mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 19,03%; 6 Ikan Mas mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 14,44%; 7 Lele mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 26,43%; 8 Gurame mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 17,70%; dan 9 Rumput Laut mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 27,72%.Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan pemanfaatan potensi yang mucul dalam pengelolaan sumberdaya laut ini, maka dibutuhkan suatu model pengelolaan yang memadukan unsur masyarakat pengguna kelompok nelayan, pengusaha perikanan, dll dan pemerintah yang dikenal dengan Comanagement yang menghindari peran dominan yang berlebihan dari satu pihak dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sehingga pembiasaan aspirasi pada satu pihak dapat dieliminasi. Melalui model ini, pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dapat dilaksanakan dengan menyatukan lembaga-lembaga terkait terutama masyarakat dan pemerintah dalam setiap proses pengelolaan sumberdaya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasan. 1 2 Lihat Money Selengkapnya

pemanfaatan potensi sumber daya alam laut dapat memberikan kontribusi bagi